Public Relations – Imogen PR. Seorang praktisi public relations kerap kali dihubungkan dengan garda terdepan sebuah organisasi atau perusahaan, di mana mereka harus bisa membawa citra baik organisasi atau perusahaan di tengah-tengah masyarakat. Praktisi public relations seringkali harus berhadapan dengan banyak orang juga dengan banyak situasi. Lebih lengkapnya, seorang praktisi public relations bertugas untuk membangun citra, membuat program yang dapat diterima, cocok, dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Seorang public relations harus mengetahui kondisi di dalam perusahaan serta di luar perusahaan, memberi edukasi pada masyarakat dan menyingkirkan perspektif negatif tentang perusahaan. Praktisi public relations juga bertugas membina hubungan dengan bidang lain, seperti media atau jurnalis.
Melihat situasi pandemi yang sudah berlangsung hampir 2 tahun ini, banyak organisasi atau perusahaan yang harus mengalami perubahan strategi untuk mempertahankan program dan mencapai tujuan program tersebut. Dalam hal ini praktisi public relations dan seluruh orang-orang internal organisasi atau perusahaan harus berusaha maksimal untuk beradaptasi dan tetap menjalankan program yang sudah ada.
Untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya kerugian terhadap organisasi ataupun perusahaan, public relations harus kreatif dan mempunyai banyak keterampilan. Kreativitas dan keterampilan seorang public relations ini terbentuk karena banyak hal dan tentunya perlu diasah. Berkaitan dengan pembentukan kreativitas seorang public relations. Skill atau keterampilan praktisi public relations mendukung terciptanya kreativitas. Dari beberapa wawancara yang dilakukan di kelas Manajemen Humas yang penulis ikuti. Penulis meringkas beberapa skill yang perlu dimiliki oleh praktisi public relations, di antaranya public speaking, networking, communication, analytical thinking, dan writing.
Bagi praktisi public relations, public speaking atau kemampuan berbicara di depan umum adalah hal yang penting, karena bagaimanapun juga praktisi public relations akan selalu berhubungan dengan tampil di depan banyak orang. Selanjutnya, ada networking atau jaringan relasi seorang praktisi public relations. Ini hal penting karena public relations perlu menjaga relasi dengan berbagai pihak, agar kedepannya dapat bekerjasama dengan baik untuk kebutuhan program yang direncanakan. Mengikuti dengan networking, praktisi public relations juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karena dalam prakteknya komunikasi yang baik turut membangun relasi yang baik dengan orang lain.
Kemudian, praktisi public relations perlu memiliki kemampuan berpikir analitis atau analytical thinking, yang mana berguna untuk memecahkan permasalahan dan menemukan solusi. Berpikir analitis juga membantu praktisi public relations menjadi kreatif. Salah satu contoh program public relations yang merupakan sebuah pemecahan masalah serta solusi adalah program Warga Bantu Warga oleh kitabisa.com, program tersebut terbentuk nyatanya karena situasi pandemi. Dilansir di portal berita Tempo.co, program tersebut berbentuk website wargabantuwarga.com dan berisikan layanan informasi terkait Covid-19 yang mana membantu masyarakat untuk mendapat informasi terkait pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan, kontak untuk mendapat vaksin, dan lainnya (Tempo.co, 2021).
Tidak kalah penting dengan hal lainnya, skill writing atau kemampuan menulis juga diperlukan oleh praktisi public relations. Melalui skill satu ini, praktisi public relations juga dalam mengembangkan skill public speaking. Dalam melatih menulis, ternyata seseorang akan belajar menulis secara sistematis dan hal ini membantu praktisi public relations ketika hendak melakukan public speaking. Hal ini dikatakan oleh seorang praktisi public relations kitabisa.com dalam wawancara yang dilakukan pada kelas Manajemen Humas yang penulis ikuti. Praktisi yang melatih menulis akan terlatih berbicara di depan umum dengan sistematis, artinya memiliki arah yang jelas dan tidak berputar pada pembahasan yang sama.
Selain beberapa skill atau kemampuan di atas, ada beberapa kemampuan lainnya yang memang tidak bisa didapatkan begitu saja, tetapi perlu diasah melalui pengalaman. Misalnya, kemampuan untuk sigap dan cepat tanggap terhadap situasi, cepat beradaptasi, kemampuan multitasking, kemampuan manajemen krisis yang baik, dan masih banyak lagi. Kemampuan-kemampuan tersebut mengarah pada bagaimana seorang public relations akhirnya bisa berpikir kreatif. Melalui kemampuan yang diasah tersebut, praktisi public relations, melatih dirinya untuk memberikan masukan yang kreatif dalam organisasi atau perusahaan tempat mereka bekerja.
Pertama, ketika praktisi PR memperhatikan lingkungan sekitar. Artinya, melihat situasi yang terjadi di lingkungan sosial atau isu-isu yang sedang marak diperbincangkan. Dengan demikian,
seorang PR dapat bersama-sama dengan timnya membentuk atau merancang sebuah program yang mengikuti trend dan dapat menarik minat masyarakat.
Kedua, ketika praktisi public relations memiliki rasa ingin tahu dan ingin mencoba banyak hal atau mengeksplor hal baru dapat melatih seorang public relations untuk merancang program yang kreatif berdasarkan pengalaman PR di berbagai bidang. Dengan mencoba hal baru, public relations juga menambah wawasan dan sudut pandang yang baru sehingga memampukan public relations untuk berpikir lebih kreatif.
Ketiga, berkaitan dengan kemampuan networking, relasi dengan banyak orang. Baik dengan pihak internal organisasi atau perusahaan ataupun pihak eksternal, seperti sesama teman praktisi public relations atau relasi di bidang lain, misalnya media atau jurnalis. Membantu seorang public relations memiliki ide kreatif karena memiliki banyak contoh dari teman sesama public relations
atau dari bidang lainnya.
Pada akhirnya, seperti pernyataan salah satu narasumber wawancara kelas Manajemen Humas yang penulis ikuti, yaitu praktisi public relations dan luxury branding curators Hotel Alila Bali, mengatakan bahwa terdapat banyak kemampuan dan keterampilan seorang praktisi public relations yang ditemukan setelah melalui banyak pengalaman dan terus diasah. Seorang Senior Public Relations IDN Media Partnership dalam wawancaranya juga mengatakan bahwa, jangan cepat puas, dan harus terus belajar. Jangan menutup diri terhadap kemampuan yang lain.
Referensi:
Tempo.co. (2021). Pandemi Covid-19, Gerakan Solidaritas Warga Bantu Warga Meningkat. Nasional.Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/read/1484904/pandemi-covid-19-gerakan solidaritas-warga-bantu-warga-meningkat