Helping – Imogen PR
Helping is intrinstic to human society, and we don’t always recognize it.
Membantu adalah intrinsik dalam banyak aspek kehidupan kita. Faktanya, hal itu sudah tertanam dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga kita cenderyng melupakan betapa pentingnya itu. Pikirkan saja tempat kerja Anda. jika Anda tidak dapat mengandalkan bantuan dari kolega Anda saat Anda membutuhkannya, atau mereka dari Anda, Anda mungkin tidak akan dapat mencapai banyak hal.
Jadi bagaimana kita saling membantu? Mari kita lihat di lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan di tempat kerja – untuk menyelesaikan proyek atau meningkatkan penjualan, bos dan bawahan bergantung pada bantuan satu sama lain. Mereka masuk kedalam semacam kontrak psikologis.
Our lives are defined by these vital reciprocal relationship, without which there is no family, no work, no games, and no society or civilization to speak of.
Membantu dapat dibagi menjadi tiga kategori dasar. Kategori pertama adalah bantuan informal. Bentuk bantuan ini adalah paling umum dan mencakup semua perilaku kooperatif, kolaboratif, dan alturistik rutin dalam hidup kita. Selanjutnya, bantuan semi formal. Kami mencari bantuan semi-formal ketika kami membutuhkan bantuan untuk rumah, mobil, komputer, dan area lain yang memerlukan solusi teknis yang rumit.
Terakhir ada bantuan formal. Jenis bantuan ini lebih berisiko tinggi daripada bantuan semi formal dan memerlukan bantuan hukum atau medis dari pada profesional terlatih yang berkualifikasi tinggi. Contohnya seperti, wanita hamil yang membutuhkan keahlian dokter kandungan, atau perusahaan yang menyewa konsultan manajemen untuk menasihati mereka.
Human relationship are a lot like economics, even when we’re helping each other.
Faktanya, kita dapat melihat seberapa dekat hubungan sosial kita mencerminkan lohika ekonomi dengan melihat beberapa ungkapan umum dalam bahasa inggris. Kami “membayar” penghormatan dan “membayar” perhatian kami. Kami berbicara tentang “pembayaran” ketika sesuatu berjalan dengan baik. Dan kami “berhutang” atas kebaikan sebuah balasan.
Ekonomi sangat tertanam dalam kehidupan kita sehari-hari. Kami berharap untuk memiliki interaksi sossial yang “adil” dengan orang yang dicinta, kolega, dan orang yang kami temui secara sepintas; kami mengharapkan “pertukaran” yang adil. Meskipun kedengarannya berlawan dengan intuisi, membantu juga menyerupai pertukaran ekonomi.
Untuk memahami bagaimana membantu hubungan bekerja, kita perlu mengakui dinamika timbal balik masyarakat manusia. Dinamika ini membuat segalanya lebih mudah saat memberi atau menerima bantuan.
Human relationship are a lot like theater, including when we help each other.
“Semua dunia adalah panggung.” Seperti yang dikatakan Shakespeare. Dan seringkali, kita semua merasa seperti aktor, orang bodoh, dan pelawak. Kadang-kadang kami bahkan berbicara tentang lingkungan kami seolah-olah itu adalah panggungnya. Terlebih lagi, “peran” teatrikal yang kami lakukan ada dalam konteks hierarki sosial.
Seperti yang lainnya, membantu juga merupakan salah satu bentuk kinerja. Saat kita memberi atau meminta bantuan, kita harus mengambil peran yang menyerupai pertunjukan koreografi. Dengan menstandarkan peran pembantu dan klien, kami menciptakan kerangka kerja di mana keduanya dapat “mempertahankan wajah”. Ini adalah aturan budaya masyarakat kita. Kita harus memainkan peran kita dengan tepat, dengan cara yang saling melengkapi, untuk menjadikan memberi dan menerima bantuan sebagai kesenangan daripada tugas.
Helping – and receiving help – can be problematic
Anda mungkin berpikir bahwa membantu adalah hal termudah di dunia, tetapi seperti banyak aspek lain dalam hidup kita, meminta bantuan tidak selalu sesederhana kelihatannya. Sebagai permulaan, menerima bantuan bisa terasa seperti kehilangan status. Pertimbangkan stereotip laki-laki bahwa laki-laki sejati tidak meminta bantuan – mereka mengetahuinya sendiri. Ini mengungkapkan kecemasan mendalam yang dirasakan banyak orang ketika meminta bantuan, terutama pria di negara-negara Barat dalam budaya kerja yang kompetitif.
Sebagian besar kesalahan dalam membantu adalah karena ketidakseimbangan status ini. Saat kta meminta bantuan dan merasa tidak berdaya, kita mungkin tidak berkomunikasi dengan baik dengan mereka yang membantu kita.
Referensi:
Schein, E. H. (2011). Helping: How to Offer, Give, and Receive Help. United States: Berrett-Koehler Publishers.
Imogen Public Relatios (PR) adalah PR Agency Jakarta yang terkemuka di Indonesia. PR Agency ini satu-satunya PR Consultant Indonesia yang berhasil masuk menjadi bagian dari Public Relations Organization International (PROI), sebuah asosiasi PR agency lokal atau independent seluruh dunia.
Imogen PR sebagai PR Consultant Jakarta menawarkan layanan konsultasi strategis public relations, press conference, press release, media handling, media relations, corporate communications, public affairs, government relations, media monitoring, riset dan audit komunikasi, serta PR training, dan lainnya.