Skip to main content

Eat Sleep Work Repeat – Imogen PR

Workplace unhappiness is a widespread problem that deeply affects our health, well-being, and productivity

Merasa tidak bahagia dengan pekerjaan Anda? Jika demikian, welcome to the club!

Salah satu survei melaporkan sentimen negatif tentang pekerjaan mereka. Sebanyak 83% karyawan Amerika mengatakan pekerjaan mereka membuat mereka stres. Dan lebih dari separuh pekerja Inggris melaporkan merasa lelah dengan pekerjaan mereka. Ketika para pekerja di seluruh dunia diminta untuk mengurutkan aktivitas sehari-hari mereka dari favorit hingga paling tidak favorit, tempat kerja berada di urutan terakhir.

Pesan utamanya: Ketidakbahagiaan di tempat kerja adalah masalah luas yang sangat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas kita.

Pekerjaan yang penuh tekanan tidak hanya membuat hidup Anda tidak menyenangkan. Ini juga bisa sangat merugikan tubuh dan pikiran Anda. Terdapat sebuah studi yang menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang dan penuh tekanan berdampak pada karyawan yang bekerja. Dalam studi tersebut juga dijelaskan bahwa salah satu perusahaan bank menemukan bahwa para bankir memiliki gejala fisik seperti perubahan berat badan yang ekstrim, hingga kesehatan mental yang serius.

Sebuah studi menunjukkan lagi, bahwa pekerja yang bahagia 22% lebih produktif daripada rekan-rekan mereka yang tidak bahagia. Dan gejala stres juga bisa berdampak besar pada prestasi kerja. Misalnya, kurang tidur dapat meningkatkan tingkat kesalahan pekerja dalam pekerjaan. Para peneliti telah mengkonfirmasi bahwa hal tersebut terjadi di berbagai sektor pekerjaan.

Stress is generally bad for our creativity

Tentu, stres dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan kita – tetapi bukankah itu juga hal yang baik? Lagi pula, banyak orang mengatakan bahwa mereka “bekerja lebih baik di bawah tekanan.”

“Stress umumnya buruk bagi kreativitas kita”

Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi ada alasan untuk itu. Selain mengganggu kreativitas kita, stres juga dapat melemahkan kemampuan kita untuk membuat penilaian yang akurat atas pencapaian kita sendiri. Akibatnya, pekerjaan yang kita lakukan di bawah tekanan bisa terasa jauh lebih kreatif daripada yang sebenarnya.

Pelajaran yang dapat kita ambil, bahwa tekanan mendorong orang untuk bermain aman – berpengaruh teguh pada cara lama dalam melakukan sesuatu, daripada mencoba yang baru.

Many employees lack engagement with their jobs, which is bad for business.

Selain stres oleh pekerjaan mereka, para pekerja saat ini juga mengalami kurangnya keterlibatan. Itu berarti mereka tidak merasa antusias atau terhubung dengan pekerjaan yang mereka lakukan atau orang-orang tempat mereka bekerja. Sebuah survei Gallup 2018 menemukan hal ini terjadi pada 53% pekerja di Amerika, sementara 13% lainnya secara aktif tidak terlibat.

Pesan utamanya disini adalah: Banyak karyawan kurang terlibat dengan pekerjaan mereka, yang berakibat buruk.

Bayangkan Anda seorang CEO. Apa yang Anda ingin karyawan Anda lakukan? Jelas, Anda ingin mereka melakukan pekerjaan mereka – tetapi bukan itu saja. Idealnya, Anda ingin mereka melampaui batas minimum dari apa yang perlu mereka lakukan untuk menerima gaji dan mempertahankan pekerjaan mereka.

Semakin banyak karyawan merasa terlibat dengan pekerjaan mereka, semakin termotivasi mereka untuk melakukan upaya diskresi. Lagi pula, jika mereka hanya muncul untuk mendapatkan gaji, mereka cenderung hanya melakukan apa yang diperlukan untuk mendapatkan bayaran dan pulang. Sebaliknya, jika mereka merasa antusias dengan pekerjaan mereka dan terhubung dengan perusahaan mereka, mereka akan cenderung lebih menerapkan diri mereka pada pekerjaan mereka.

Jadi pekerja yang bahagia, santai dan terlibat adalah pekerja yang sehat, produktif, kreatif dan berdedikasi. Itu adalah hasil yang dapat dirayakan oleh pemberi kerja dan karyawan. Tapi bagaimana kita bisa mencapainya?

Pertama-tama kita perlu mengidentifikasi masalah di balik ketidakbahagiaan di tempat kerja, dan kemudian kita perlu menemukan beberapa solusi.

Many of us are exhausted by overwork, constant connectivity, and continual distractions.

Apakah Anda merasa gelisah dengan pekerjaan Anda? Apakah sepertinya selalu ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan? Apakah Anda merasa bersalah atau cemas jika Anda tidak tetap sibuk? Jika demikian, Anda mungkin menderita kondisi yang disebut penyakit terburu-buru.

Pesan disini adalah: Banyak dari kita kelelahan karena terlalu banyak bekerja.

Ada banyak cara yang bisa membuat kita terlalu banyak bekerja karena pekerjaan kita, seperti jam kerja yang kita habiskan di tempat kerja, merasa terikat dengan meja kita, harus terus-menerus “tetap pada tugas” – apapun tugas itu, mendapatkan email yang menarik perhatian Anda, terganggu oleh rekan kerja yang datang untuk mengajukan pertanyaan, atau Anda dipanggil oleh atasan Anda untuk rapat lagi, dan selalu terhubung dengan rekan kerja terus-menerus seperti berkirim pesan obrolan hingga panggilan telepon yang dapat menuntut perhatian kita.Maka dari itu tidak mengherankan jika Anda merasa selalu ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Hasilnya, 60% profesional tetap terhubung untuk bekerja selama 13,5 jam perhari kerja dan 5 jam selama akhir pekan, dengan total 70 jam per minggu. Tidak heran kita lelah.

Some simple changes of practice can help us to recharge our energy at the workplace.

Baiklah, jadi kita merasa lelah karena terlalu banyak bekerja secara terus menerus, tetapi bagaimana kita bisa mulai mengisi ulang energi kita yang terkuras?

Kita akan mulai dengan hal-hal paling sederhana dan paling tidak menyenangkan yang bisa kita lakukan. Lalu kita akan melihat beberapa solusi yang lebih radikal dan berpotensi kontroversial.

Sekarang, hal pertama ini mungkin terdengar sedikit konyol atau basi, tetapi sebenarnya ini adalah salah satu hal paling efektif yang dapat Anda lakukan: matikan notifikasi email di ponsel dan komputer Anda.

Oke, sekarang hal sederhana lain yang harus Anda lakukan: istirahat makan siang, sebaiknya dengan rekan kerja Anda. Jangan melewatkan makan siang – dan jangan makan sendiri – jika Anda bisa. Jelas, melewatkan makan siang dapat menguras energi Anda pada hari yang sama dan juga dapat mengganggu tidur Anda dan membuat Anda kelelahan selama akhir pekan.

Solusi yang terakhir adalah jalan-jalan. Studi dari peneliti di Universitas Stanford menemukan bahwa jalan kaki dapat membantu meningkatkan kreativitas dan konsentrasi kita.

Referensi:

Daisley, B. (2022). Eat Sleep Work Repeat: 30 Hacks for Bringing Joy to Your Job. United States: HarperCollins Publishers.

Close Menu

Imogen Public Relations

About Imogen PR

www.imogenpr.com

E: hello@imogenpr.com
hello@imgnpr.id

//
Head Imogen PR akan menjawab pertanyaanmu.
👋 Hi, Apa yang bisa kami bantu?