Skip to main content

Didn’t See That Coming – Imogen PR

Claiming your authentic identity can help you endure crises.

Terkadang dalam hidup kita menemukan sebuah krisis yang akan berdampak pada hilangnya identitas diri sendiri. Berikut tiga cara krisis dapat mengubah identitas Anda dan cara menghadapinya masing-masing. Krisis identitas jenis pertama adalah perasaan bahwa identitas Anda telah diambil dari Anda. Krisis identitas kedua adalah krisis di mana identitas yang Anda rindukan ditolak. Krisis ketiga adalah ketika Anda yakin kepada identitas yang ada pegang dan inginkan, tetapi ternyata identitas yang Anda inginkan tidak lagi cocok atau melayani Anda kembali.

Contoh dari krisis identitas yang ketiga adalah ketika Anda mengorbankan semuanya untuk menjadi pengacara handal tetapi ternyata ketika Anda bertemu pasangan Anda, Anda merasa kosong dan bingung apa yang harus diprioritaskan. Maka dari itu, kenali kembali diri Anda dan prioritaskan kembali apa yang penting bagi diri Anda. Jika Anda jujur dengan diri Anda sendiri tentang identitas diri Anda, Anda mungkin menemukan bahwa Anda menginginkan sesuatu yang lain, seperti mengingikan pekerjaan kreatif, atau peran fleksibel yang memungkinkan Anda menghabiskan waktu bersama keluarga. Paling penting adalah Anda harus bertanggung jawab terhadap pilihan Anda dan jujur refleksi diri akan menjadi kunci kesuksesan bagi Anda.

If you’ve caused the crisis you’re in, don’t let your guilt about it define you.

Terkadang krisis benar-benar di luar kendali Anda. Anda menemukan diri Anda dalam krisis di mana Anda tidak dapat mencari tempat lain untuk disalahkan. Sayangnya, kita semua memiliki kekurangan. Ada kalanya kita mungkin mendapati diri kita tidak jujur, tidak setia, dan marah terhadap diri sendiri. Kita semua memiliki kapasitas untuk menimbulkan trauma pada diri kita sendiri dan orang lain. Jadi, menghadapi kebenaran yang buruk itu, bagaimana kita mengatasi krisis yang telah kita buat. Terdapat satu indikator ketika Anda merasa telah salah melakukan sesuatu yaitu timbulnya rasa malu.

Langkah yang dapat diambil pertama untuk menghadapi krisis yang disebabkan oleh diri sendiri adalah lepaskan rasa bersalah Anda, tidak peduli seberapa sulit Anda melepaskan rasa bersalah tersebut. Anda dapat menghukum diri sendiri dengan rasa bersalah, tetapi itu tidak menyelesaikan masalah Anda atau memperbaiki situasi Anda. Hilangkan kebencian diri dari rasa bersalah.

Terkadang juga ketika Anda telah melepaskan rasa bersalah Anda, tetapi orang-orang di sekitar Anda tidak dapat menerimannya. Maka yang harus dilakukan adalah bersikap tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain dan tetap fokus terhadap diri sendiri.

Shifting your perspective can change a crisis into an opportunity.

Perubahan sudut pandang juga sangat ampuh untuk menghadapi krisis. Cara Anda bereaksi terhadap kritik sebagian besar tentang perspektif Anda. Bagaimana cara agar tetap berada di sudut pandang yang benar dan tidak terpengaruh dengan sudut pandang yang dimiliki orang lain? Yah, pertama-tama, ingatlah bahwa Anda telah mengubah perspektif Anda berkali-kali. Kedua, Anda perlu merefleksikan secara jujur bagaimana pengalaman yang Anda miliki dapat mempengaruhi sudut pandang Anda. Ketika terjadi sebuah krisis, jagalah perspektif Anda dan kelilingilah diri Anda dengan orang-orang yang dapat membantu membingkai ulang perspektif Anda.

To come through crises stronger and better, cultivate a growth mindset.

Kita tahu bahwa krisis dapat menguji bakat, kemampuan, dan kapasitas orang untuk terus maju. Jadi, bagaimana masing-masing orang bisa bereaksi berbeda terhadap krisis yang sama? Nah, itu semua kembali ke pola pikir Anda khususnya, apakah Anda memiliki pola pikir yang berkembang atau tidak.

Pastinya bagi sebagian orang memiliki mindset yang tetap, Anda percaya bahwa kemampuan, keterampilan, dan bakat Anda memiliki batas dan tidak dapat diubah. Dengan mindset inilah, setiap mengalami krisis Anda akan merasa seperti diuji dan mungkin Anda akan merasa Anda tidak bisa melewati krisis tersebut karena diluar batas kemampuan Anda.

Dengan pola pikir yang berkembang, sebaliknya, Anda percaya bahwa Anda mampu berubah, bisa mengembangkan keterampilan, dan memperoleh bakat baru. Memiliki pola pikir yang berkembang membuat Anda lebih mudah beradaptasi dan membantu Anda menyelesaikan krisis.

A crisis isn’t an excuse to give upon life.

Ketika Anda mengalami krisis besar, mudah untuk merasa seperti dunia Anda telah berhenti. Segera setelah fase tergelap kesedihan Anda berlalu, penting untuk bergabung kembali ke dunia. Saat mengahadapi krisis Anda mungkin membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan trauma yang dimiliki. Anda dapat datang ke grup pendukung pasca trauma atau mungkin ke terapis. Temukan sendiri cara pemulihan yang terbaik bagi diri Anda sendiri. Paling utama adalah selalu luangkan waktu untuk diri sendiri baik dari melakukan hal yang Anda sukai dan beristirahatlah.

In a crisis, bad habits only deepen your pain.

Temukan bahagia mu sendiri untuk menghilangkan stress secara efektif. Selama pengalaman traumatis, otak Anda disibukan dengan stress yang ditimbulkan dari krisis tersebut. Ini berarti kemampuan Anda untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah terganggu.

Membentuk kebiasaan yang baik adalah kunci. Tentu saja, relatif mudah untuk membangun kebiasaan sehat ketika hidup Anda berjalan dengan lancar. Tetapi ketika di tengah krisis, ada beberapa yang kebiasaan sehat yang dapat Anda bangun. Ketika merasa semuanya runyam, cobalah untuk bernafas secara teratur karena dengan nafas yang teratur Anda dapat membuat keadaan menjadi lebih tenang dan teratur. Jangan lupa untuk membuat tubuh tetap sehat dengan terus berolahraga. Dengarkan tubuh Anda, lalu putuskan jenis latihan apa yang Anda lakukan perlu hari itu.

Referensi:

Hollis, R. (2020). Didn’t See That Coming: Putting Life Back Together When Your World Falls Apart. United States: HarperCollins.

//
Head Imogen PR akan menjawab pertanyaanmu.
👋 Hi, Apa yang bisa kami bantu?