Public Relations Consultant Jakarta – Imogen PR. Ada apa dengan tahun 2022 sehingga para Public Relations Consultant Jakarta harus mencetak talenta baru untuk bersiap diri? Jawaban mudahnya adalah akan ada perubahan besar dalam dunia kehumasan dan juga marketing yang menuntut talenta baru dengan ide yang fresh. Apa yang akan terjadi bila hal ini dibiarkan begitu saja? Jawabannya pahit, tapi tetap harus diterima; mereka akan tertinggal di belakang. Dan ini bukanlah hal yang menggembirakan.
Di akhir 2021 ini banyak public relations consultant di dunia mulai menyadari dan mengambil tindakan atas perubahan yang akan terjadi di tahun 2022 mengingat tahun tersebut merupakan akhir dari lock down yang sudah terjadi dari tahun 2020 silam. Kemungkinan besar dunia akan kembali bergeliat, even-even offline sudah mulai berjalan di Amerika Serikat yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain termasuk Indonesia.
Bila diibaratkan sebagai sebuah roda, kini industri komunikasi sudah mulai berjalan kembali dan kemungkinan akan lebih cepat dari sebelumnya. Jalannya pun bisa jadi tidak akan lurus tapi zig-zag. Makanya bila Public Relations Consultant Jakarta tidak cepat-cepat mencetak talenta baru untuk mengisi bangku-bangku kosong maka tidak akan bisa menyamai ritme perubahan yang ada.
Apa-apa saja hal yang harus diwaspadai para Public Relations Consultant Jakarta dan menjadi referensi untuk mencetak talenta baru di dunia perhumasan? Berikut ini Imogen PR telah merangkum beberapa potensi tren baru dalam dunia kehumasan. Bukan maksud membuat panik, namun hanya sekadar untuk berjaga-jaga.
Public Relations Consultant Jakarta Beware; Event Will Never Be The Same
Pasca pandemi banyak hal yang berubah, termasuk ke interaksi sosial. Maka dari itu meskipun saat ini pemerintah sudah mulai melonggarkan acara yang bersifat komersial namun tetap ada perubahan-perubahan yang harus dicatat oleh para Public Relations Consultant Jakarta. Salah satunya adalah kini pertanyaan yang ada di benak orang bukan lagi ‘apakah saya akan datang ke acara tersebut’ namun lebih ke apakah saya perlu datang ke acara tersebut. Prokes merupakan hal yang mandatory namun bukan jadi satu alasan utama untuk seseorang menghadiri sebuah acara.
Kini pertanyaannya sudah geser ke antara perlu dan tidak, sehingga para Public Relations Consultant Jakarta harus mencetak talenta yang paham betul bagaimana meramu dan merangkai sebuah acara menjadi menarik dan membuat orang merasa perlu untuk hadir. Kemudian digital yang sebelumnya hanya bersifat sebagai pelengkap atau amplifier kini jadi alasan utama orang ingin datang ke acara tertentu. Maka dari itu, cetak talenta yang bisa menggabungkan sisi digital ke dalam sebuah acara offline.
Quality Over Quantity
Kemampuan dalam mengolah data merupakan salah satu faktor yang harus ditanamkan ketika mencetak talenta baru kehumasan agar dapat berkompetisi di tahun 2022 mendatang. Sebab kini tren big data akan naik mengingat pasca pademi media ataupun khalayak umum semakin pilih-pilih untuk menghadiri sebuah acara. Berapa jumlah orang yang hadir bukan lagi patokan utama untuk mengukur kesuksesan sebuah aktivitas PR. Sebagai gantinya kualitas yang memegang peran penting.
Terutama saat ini digitalisasi telah merambah ke mana-mana sehingga untuk menyampaikan sebuah cerita kepada publik dapat dilakukan dengan media-media lain seperti media online dan media sosial. Sekarang saja sebuah isu bisa mencuat hanya berkat cuitan di sosial media dengan jangka waktu semalam saja. Jadi ingatlah para Public Relations Consultant Jakarta, cetaklah talenta baru yang dapat mengelola data dengan baik agar strategi sampai ke orang yang tepat.
Learn How Journalist Hunt For Stories
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa ada banyak perubahan terjadi setelah pandemi, ini terjadi di semua lini masyarakat. Termasuk para jurnalis. Perubahan workflow dan pergantian generasi pada media membuat jurnalis kini memiliki caranya sendiri untuk memburu berita demi memenuhi kuota harian mereka. Maka dari itu Public Relations Consultant Jakarta harus menanamkan keahlian untuk menyelidiki workflow baru para jurnalis layaknya seorang detektif handal.
Dengan menemukan cara jurnalis sekarang bekerja dan mencari cerita, maka akan membantu para Public Relations Consultant Jakarta untuk menentukan strategi yang tepat agar cerita dari klien mendapatkan pemberitaan yang baik. Bila begini maka setiap kampanye yang dilakukan oleh klien bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Go Deeper and Give Them Help They Deserve
Di tahun 2020 silam, setelah dunia dilanda pandemi, kebutuhan orang akan sebuah berita meningkat. Berdasarkan Reuters kepercayaan publik terhadap berita meningkat sebanyak 6%. Namun di sisi lain para jurnalis dan media jumlahnya terus menyusut dari tahun ke tahun, akibatnya kini seorang jurnalis memiliki beban berat untuk memberikan berita untuk memenuhi kebutuhan pembacanya. Mereka membutuhkan sirkulasi cerita yang lebih besar dalam waktu yang singkat.
Hal ini membuat kesempatan baru untuk Public Relations Consultant Jakarta untuk membangun hubungan lebih dekat dengan jurnalis. Namun perlu diingat, meningkat kebutuhan berita bukan berarti membuat kualitas berita semakin menurun. Malah menanjak. Oleh karena itu Public Relations Consultant Jakarta harus mencetak talenta yang memiliki daya riset kuat dan kemampuan untuk menyampaikan data akurat secara sederhana dan berkelanjutan untuk menolong para jurnalis melaksanakan tugas harian mereka.