Skip to main content

PR Consultant Jakarta – Imogen PR. Semua pasti setuju bahwa 2020 merupakan tahun berat bagi para generasi kerja baik itu kerah putih atau kerah biru. Jika tidak hati-hati maka badai burnout akan mendera dan mematahkan semangat dalam berkarir di tempat kerja. Sesungguhnya isu burnout di tempat kerja bukan hanya terjadi di tahun 2020 saja melainkan sudah semenjak satu dekade ke belakang, namun pandemi memperburuk kondisi tersebut. Terlepas dari hal tersebut, isu burnout memang sudah waktunya dibahas untuk mencegah dampak negatif.

Burnout juga kerap terjadi di lingkungan PR Consultant Jakarta, dan kerap menjadi alasan cepatnya perputaran karyawan dampak dari tingginya angka resign. Sayangnya di Indonesia masih banyak orang yang belum paham betul tentang apa itu burnout dan tak tahu bagaimana cara menghindarinya. Makanya penting untuk sama-sama memahami apa itu burnout di tempat bekerja.

Apa Itu Burnout di Tempat Kerja

Pada tahun 1970, seorang psikolog Herbert Freudenberger pernah membuat teori tentang burnout di tempat kerja. Menurutnya burnout adalah kondisi stres tinggi yang mengakibatkan kelelahan pikiran dan fisik. Meski belum terlalu dikenal di Indonesia, kondisi burnout ternyata cukup umum terjadi di dunia. World Health Organization baru-baru ini menambahkan burnout ke buku panduan diagnosa kesehatan. Mendefinisikan kondisi ini sebagai, “resulting from chronic workplace stress that has not been successfully managed.”

WHO juga menjelaskan gejala dari burnout berupa:

  • Perusahaan hilang energi/lelah
  • Meningkatkannya perasaan bahwa ada jarak antara individu dan pekerjaannya, atau pikiran negatif dari satu individu terhadap pekerjaannya
  • Rasa ketidakefektifan dalam bekerja dan perasaan kurang prestasi

Pekerjaan seorang konsultan di PR Consultant Jakarta pun seringkali dinilai sebagai pekerjaan dengan tingkat burnout tinggi. Meskipun sekilas pekerjaan di industri PR fun dan membawa banyak manfaat, tapi di sisi lain industri ini terkenal tidak memiliki titik henti. Bahkan CareerCast memberikan penilaian kepada profesi PR sebagai salah satu most stressful jobs pada tahun 2019. Ditambah lagi ketika pandemi banyak konsultan dari PR Consultant Jakarta memiliki kesulitan dalam mengatur jadwal pekerjaan sehingga menimbulkan stress dan tidak seimbangnya antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Jika kamu merupakan salah satu konsultan di PR Consultant Jakarta yang merasakan burnout, maka jangan buru-buru memutuskan untuk hengkang. Tapi ada baiknya menyimak 4 cara menghindari burnout berikut ini. Bisa jadi berguna banget!

1. Konsultan di PR Consultant Jakarta Harus Punya Istirahat Cukup

Istirahat merupakan penangkal burnout yang ampuh, maka dari itu jangan ragu untuk mengambil waktu khusus untuk beristirahat. Tidur biasanya diasosiasikan sebagai bentuk istirahat, ini bukanlah hal yang salah. Para konsultan di PR Consultant Jakarta harus mulai menjadwalkan waktu tidur yang tepat sehingga cukup tidur. Tapi selain tidur, ada tujuh bentuk istirahat.

  • Istirahat fisik: tidur, yoga, peregangan, dan pijat
  • Istirahat mental: rehat pada jam kerja, menulis jurnal, dan terapi
  • Istirahat indera: menjauhkan diri dari gadget dan menutup mata
  • Istirahat naluri kreatif: berjalan kaki di alam, melukis, dan memasak
  • Istirahat emosi: terapi, dan mulai jujur terhadap diri sendiri
  • Istirahat sosial: bercengkrama dengan keluarga atau teman dekat
  • Istirahat spiritual: meditasi, berdoa, dan mengikuti kegiatan sosial

Memprioritaskan istirahat cukup dalam berbagai hal akan membuat hidup lebih damai dan menghindari diri dari burnout.

2. Atur Beban Pekerjaan dan Mulai Belajar Mengatakan Tidak

Percaya deh, kalau sesekali mengatakan tidak itu baik untuk kamu. Apalagi bila beban pekerjaan di PR Consultant Jakarta sudah banyak. Soalnya bila kamu terus menerus mengatakan iya kepada pekerjaan baru maka di satu titik kamu akan kelebihan beban, kalau ini terjadi secara berulang kali maka kamu akan mengalami burnout. Mulai mengatur beban pekerjaan, dan jangan ragu untuk bicara kepada bos atau klien tentang apa yang kamu kerjakan dan mengapa kamu harus mengatakan tidak.

Beri pengertian bahwa jika kamu mengatakan iya pada semua tugas yang dibebankan justru akan membuat kualitas pekerjaan menurun karena kamu sudah kelebihan beban.

3. Bangun Batasan Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Sebagai seorang konsultan di PR Consultant Jakarta kerap kali kamu menemukan kondisi dimana kamu harus mengecek dan merespon email di akhir pekan atau di sela-sela cuti, dan kebanyakan email tersebut tidak urgent. Apa yang kemudian terjadi adalah kamu akan kehilangan waktu untuk istirahat, dan sekali lagi bila terjadi terus menerus makan akan membuat kamu burnout. Tidak ingin seperti itu? Mulailah bangun batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Katakan pada diri sendiri bahwa tidak ada email atau telepon tentang pekerjaan di akhir pekan atau di kala cuti.

Berikan diri kamu istirahat yang cukup agar tidak stress dan berakhir burnout. Perusahaan atau PR Consultant Jakarta dengan manajemen baik tidak akan memaksakan karyawannya untuk menjawab email atau telepon di akhir pekan. Semua ada waktunya.

Demikian lah 3 tips untuk menghindari burnout sebagai seorang konsultan PR di perusahaan atau PR Consultant Jakarta. Sesungguhnya pekerjaan konsultan PR itu menyenangkan dan rewarding. Jadi jangan sampai rusak karena burnout!

Close Menu

Imogen Public Relations

About Imogen PR

www.imogenpr.com

E: hello@imogenpr.com
hello@imgnpr.id

//
Head Imogen PR akan menjawab pertanyaanmu.
👋 Hi, Apa yang bisa kami bantu?