PR Agency Indonesia – Imogen PR. Sesungguhnya sudah dari tahun 2011 Indonesia mengumumkan diri bersiap untuk era industri 4.0 namun dalam praktiknya perjalanan untuk menuju ke sana tidak mudah sehingga rasanya baru memasuki tahun 2017 – 2018 (kala akan memasuki tahun politik) langkah konkret tentang industri 4.0 mulai diambil. Sebagian besar pertukaran informasi dan transaksi dilakukan secara digital, kemudian merambah ke arah produksi. Meski terhitung memakan waktu lama untuk mewujudkan misi era industri 4.0 namun ketika mulai dilakukan semua berjalan cukup cepat.
Saat memasuki tahun 2020, teknologi semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Istilahnya internet of things sudah jadi barang biasa bagi sebagian besar orang, lama kelamaan menyebar ke industri lain hingga sampai ke industri PR atau kehumasan. Dengan hadirnya big data dan sistem komunikasi terintegrasi sudah waktunya untuk PR Agency Indonesia mengembangkan sayap ke skala dunia. Bekerjasama dengan PR agency lain. Batasan antara mana nasional dan internasional pun semakin tipis. Kini kita hidup di dunia yang serba global.
Maka dari itu rasanya PR Agency Indonesia yang masih keukeuh hanya ingin bermain di area nasional harus mulai membuka mata untuk berkiprah di kancah internasional. Tujuannya tentu selain membuktikan kualitas PR Agency Indonesia setara dengan dunia, juga untuk memperluas jaringan dan relasi. Bukannya tidak mungkin brand-brand dunia ditangani oleh PR Agency Indonesia, namun dengan catatan bahwa PR Agency Indonesia sudah siap untuk go global.
Baca juga: Media Visit, Dan 3 Aktivitas PR Lain Yang Akan Memudahkan Tugas Praktisi PR
Pertanyaannya apakah PR Agency Indonesia sudah siap? Ya tentu harus jika ingin mengejar industri 4.0. Jangan sampai hanya berkutat di tempat yang sama. Demi meneguhkan alasan mengapa PR Agency Indonesia harus go global untuk mengejar industri 4.0, berikut ini Imogen PR telah mengumpulkan apa yang terjadi kalau sebuah PR agency sampai ketinggalan di era industri 4.0.
PR Agency Indonesia Kehilangan Klien di Rumah Sendiri
Era industri 4.0 menciptakan kesempatan dan tantangan baru yang bila tidak bijak dalam disikapi bisa membawa kemalangan bagi PR Agency Indonesia. Pasar yang terbuka luas membuat PR agency dari berbagai negara harus bersaing dalam hal kualitas agar tetap relevan bagi klien. Ini artinya kesempatan baru untuk menangani pasar di luar indonesia terbuka lebar, tapi di satu sisi hal ini membuat Agency PR lain bisa dengan mudah menguasai industri di Indonesia. Bukannya menakut-nakuti, tapi bisa banyak klien di Indonesia menggunakan agency PR dari negara lain maka potongan kue untuk PR Agency Indonesia akan semakin kecil.
Hal terburuk yang bisa terjadi adalah tidak mendapatkan potongan sama sekali. Namun bila sebuah agency PR mampu go global hal ini malah jadi kesempatan baru untuk melebarkan layanan.
Chances to Adapting Global Strategy
PR Agency Indonesia yang tidak go global untuk mengejar industri 4.0 akan kehilangan kesempatan untuk dapat beradaptasi dengan strategi global. Padahal hal ini merupakan input yang besar bagi PR Agency lokal di Indonesia, pasalnya ketika sebuah agency PR sudah beradaptasi atau terbiasa membuat strategi dengan skala global maka akan lebih mudah untuk menurunkannya sesuai dengan negara yang dituju. Mengingat banyak brand saat ini lebih memilih untuk membuat satu strategi besar secara global kemudian baru menurunkannya sesuai dengan negara yang dituju.
Belajar untuk beradaptasi dengan strategi global akan menjadi benchmark baru dalam memberikan layanan PR di dunia, secara berkala PR Agency Indonesia tidak hanya dapat membangun citra tapi juga mendapatkan rasa hormat dari PR agency di negara lain.
Baca juga: Komunikasi Krisis Tak Bisa Ditangani Secara Asal-Asalan, Ikuti 4 Langkah Penting Ini
Unlock New Insight and Ideas
Menjadi sebuah global PR Agency di era industri 4,0 merupakan pijakan awal yang kuat untuk dapat berkiprah di industri PR nasional dan internasional. Mengapa bisa begitu? Alasannya adalah hadirnya insight baru dari berbagai negara yang dapat memperkaya ide untuk strategi di masa depan. Dengan bekal insight kuat di berbagai negara juga berarti jaminan bahwa strategi yang disusun dan cerita yang akan dikomunikasikan akan dapat diterima oleh publik.
PR Agency Indonesia akan mampu menyusun pendekatan yang sesuai dengan norma dan etika berlaku. Kasus-kasus seperti IKEA yang mempertontonkan gambar wanita dalam kampanye di Arab Saudi yang notabenenya tidak memperbolehkan ada foto wanita tanpa hijab di area publik tidak akan terjadi.
Kesimpulannya, era industri 4,0 mengharuskan PR Agency Indonesia berkembang bila ingin terus survive di industri kehumasan. Ini bisa dipandang sebagai sebuah filter untuk menyaring mana-mana saja PR Agency yang memang berdedikasi dan mana yang hanya sekadar membuat mencari rupiah. Jangan salah paham, mencari rupiah dengan menjalankan profesi praktisi PR merupakan hal lumrah, namun hanya berorientasi pada rupiah tanpa ada dedikasi untuk mengembang diri dan industri tidak dapat dibenarkan.
Baca juga: Media Relations Amatir Dalam Sekejap Jadi Profesional Berkat 5 Tips Sederhana Ini