PR Agency di Jakarta – Imogen PR. Kesuksesan yang paling hakiki adalah kesuksesan yang dapat diukur dan dibuktikan dengan nyata. Tidak hanya sekadar omongan atau asal klaim namun minim bukti. Terutama bagi seorang praktisi PR yang menyediakan jasa PR secara profesional kepada klien. Sama halnya seperti industri lainnya, industri PR tergolong sebagai jasa yang memiliki pengukuran yang pasti untuk menilai kesuksesan. Namun matriks atau alat pengukur yang digunakan tentu berbeda. Bila pengukuran marketing terletak pada seberapa banyak leads bisnis baru yang didapatkan, lalu kesuksesan sales dinilai dari seberapa banyak produk terjual.
Kesuksesan PR diukur dari seberapa efektif cerita dan pemberitaan positif yang diangkat oleh media-media kredibel. Maka dari itu digunakan matriks atau sistem pengukur yang diberi nama PR Value. Bila disederhanakan, PR value merupakan pengukuran nilai volume pemberitaan dari media yang kredibel. Semakin besar volume dan tingginya kredibilitas media yang mengangkatnya maka akan memiliki nilai yang lebih tinggi. Misalnya pemberitaan di media dengan sirkulasi cetak besar akan memiliki nilai yang lebih tinggi ketimbang media cetak dengan sirkulasi kecil.
Kemudian pemberitaan yang menyertakan foto dan menyebutkan nama brand akan memiliki nilai lebih ketimbang yang tidak. Hal-hal tersebut menjadi bukti bagaimana matriks PR value bekerja. Lalu apa pentingnya sih ukuran PR value? Ada dua fungsi utama dari PR value ini.
- Fungsi pertama tentu sebagai laporan atas tanggung jawab PR Agency di Jakarta untuk klien tentang kesuksesan yang telah dicapai.
- Fungsi kedua adalah sebagai acuan bagi PR Agency di Jakarta untuk dapat mempertahankan mutu dan kualitas kinerja mereka di proyek selanjutnya.
Dengan kedua fungsi utama tersebut semakin mengukuhkan pentingnya PR value bagi PR Agency di Jakarta dalam membuktikan keberhasilan yang hakiki. Agar dapat mendalami lebih lanjut tentang PR value ini, mari kita bahas 4 metode untuk mengukur keberhasilan PR yang hakiki seperti yang sudah dirangkum oleh tim Imogen PR.
1. Apakah Nama Brand Disertakan?
Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas, metode pertama untuk mengukur keberhasilan PR adalah melihat apakah nama klien atau brand disebutkan dalam laporan? Apakah media hanya mengangkat cerita yang disampai tanpa dukungan nama brand atau klien. Bila iya, maka strategi yang dijalankan PR Agency di Jakarta sudah bisa dikatakan berhasil. Pemberitaan ini pun akan menyumbangkan PR value yang tinggi terhadap keseluruhan kampanye. Selain itu konsultan PR juga harus mendalami sejauh mana sirkulasi dari media tersebut, apakah media tersebut hanya dicetak dan diedarkan di Jabodetabek, atau di kota lain?
Sebagai tambahan, apakah kontributor atau media lokal pendukungnya juga ikut mengangkat cerita tersebut? Lalu sejauh mana sirkulasinya. Hal-hal tersebut dapat digunakan sebagai pelengkap dari penilai akhir dari PR value. Jangan lupa juga gunakan metode analisa dari media target, artinya hitung juga seberapa kontribusi dari target media. Apakah semuanya mengangkat pemberitaan positif atau tidak. Lalu apakah foto-foto yang diberikan dimuat.
2. Media Impression
Metode selanjutnya adalah mengukur dari impresi yang diberikan oleh media. Artinya para PR Agency di Jakarta harus mengukur juga jumlah pembaca media tersebut untuk mengetahui seberapa besar orang yang telah menerima pesan yang disampaikan. Gampangnya bila Kompas mencetak koran dengan sirkulasi 1,200 eksemplar maka cerita sudah dibaca oleh 1,200 orang di sekitar Jabodetabek. Mungkin metode ini terdengar sedikit kontroversi lantaran dari sirkulasi 1,200 tentu tidak keseluruhannya membaca berita tersebut. Namun metode ini tetap bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan.
3. Kalkulasikan Nilai Pada Klip Berita
Metoda selanjutnya adalah dengan mengkalkulasikan PR value berdasarkan klip berita, apakah berita dimuat di halaman utama, tengah, atau belakang? Lalu berapa porsi klip berita, bila porsinya setengah halaman maka nilai klip tersebut akan besar dan bisa dibilang PR Agency di Jakarta telah berhasil dalam menjalankan tugasnya. Lalu bagaimana cara mengukur nilai pasti dari klip berita tersebut agar dapat disajikan dalam bentuk angka?
Cara menghitungnya bisa dibilang sederhana yaitu berdasarkan dari nilai iklan di media tersebut. Anggap saja untuk memasang iklan di setengah halaman Kompas biayanya 10 juta rupiah maka PR value dari berita di posisi setengah halaman adalah 10 juta rupiah. Namun perlu diingat bahwa ada kontroversi dari cara pengukuran tradisional ini. Mungkin PR Agency di Jakarta lain akan memiliki cara menghitungnya sendiri-sendiri sebab beranggapan bahwa PR value tidak dapat dengan mudah disandingkan dengan angka iklan.
4. Tracking Traffic dan Membedah Backlinks
Dengan berkembangnya media daring yang mulai menggantikan posisi media cetak, metode yang harus mulai digunakan oleh PR Agency di Jakarta metode pelacakan pengunjung dari media tersebut. Berapa angka kunjungan website induk media dan juga halaman beritanya, dari sini para PR Agency di Jakarta dapat mengukur keberhasilan dari strategi. Tentu semakin banyak media dengan nilai kunjungan besar mengangkat pemberitaan maka akan semakin baik. Lalu untuk proyek yang menyertakan website maka perlu juga digunakan pengukuran dari backlink yang disisipkan di dalam pemberitaan.
Seberapa besar pengunjung yang dibawa oleh backlink tersebut, dan seberapa besar kualitas backlink tersebut. Untuk mengukur pengunjung ke website, PR Agency di Jakarta harus menggunakan mesin pengukur kunjungan website untuk hasil yang akurat.