Skip to main content

Media Relations – Imogen PR. Ada banyak miskonsepsi tentang PR yang beredar di masyarakat luas dan juga di kalangan profesional, dan hanya sedikit orang yang mampu menjelaskan apa Tujuan Media Relations dan juga bagaimana sepak terjangnya. Bagaimana cara mereka bekerja, dan apa yang dikerjakan? Berbeda dengan profesi lain seperti polisi, dokter, dan juga akuntan yang mana nyaris semua orang tahu dan dapat menjabarkan pekerjaan mereka. Sebagai salah satu agency PR Jakarta yang telah lama berkecimpung di dunia PR dan telah menangani banyak brand besar, Imogen PR masih kerap mendapatkan pertanyaan apa sih Media Relations sesungguhnya?

Satu hal yang harus disepakati adalah praktisi PR bukanlah seorang advertiser, ia tidak memasang iklan dan tidak menyuruh media untuk menuliskan promosi tentang klien. Praktisi PR juga bukan orang yang membuat jingle iklan atau membagikan sampel produk di mal. Sebaliknya, seorang praktisi PR menggunakan relasi internal dan eksternal untuk menyampaikan pesan klien MELALUI MEDIA dan sumber terpercaya yang non komersial.

Dari pernyataan di atas sudah mulai terlihat titik terang tentang apa itu Media Relations dan bagaimana sepak terjangnya. Namun agar dapat memahaminya lebih dalam, ada baiknya kita membahas Media Relations melalui 5 poin sederhana berikut ini:

1. Apa itu Public Relations dan Media Relations

Pada dasarnya PR adalah bisnis persuasif dimana tujuan utamanya adalah menyebarkan gagasan atau membangun kredibilitas sebuah brand atau produk untuk dapat mempengaruhi keputusan seseorang serta cara pandang mereka terhadap brand atau produk.

Mengutip PRSA tentang definisi PR:

“Public relations is a strategic communication process that builds mutually beneficial relationships between organizations and their publics.”

Mengacu pada definisi di atas, dapat dikatakan bahwa PR merupakan seni bercerita, seorang praktisi PR akan membuat narasi untuk memperkuat agenda perusahaan atau brand. Sedangkan Media Relations bervariasi bertujuan mulai dari melindungi perusahaan dari pemberitaan negatif, membangun dan meningkatkan reputasi melalui media, social media, dan konten-konten yang dibuat. Sepak terjang PR juga mencangkup crisis management, dan ketrampilan Media Relations diperlukan untuk mengarahkan pemberitaan dan mengelola isu yang berkembang.

2. Beda antara Media Relations dan Iklan Advertorial

Masih banyak miskonsepsi di masyarakat tentang publikasi di media massa. Banyak yang mengira Media Relations bisa berkuasa mengatur isi pemberitaan persis seperti yang diinginkan brand atau korporasi. Bahkan seringkali press release diminta untuk dimuat begitu saja sesuai titik komanya. Jika begitu, namanya Advertorial. Iklan berbayar berbentuk artikel. Saat memasang iklan maka media akan menyampaikan sesuai dengan apa yang diberikan kepada mereka, segmennya pun berada di segmen iklan

Cara Public Relations adalah membangun reputasi melalui cerita yang kemudian disampaikan ke publik melalui sumber yang terpercaya. PR menyampaikan pesan melalui kekuatan relasi kepada media atau media relations, sehingga para awak media mengangkat pesan karena relasi dan kelihaian praktisi PR dalam mengemas cerita sehingga layak diangkat oleh media. Pesan tersebut pun akan masuk ke segmen editorial di media cetak, online, dan TV. Pesan tersebut jadi terpercaya karena divalidasi langsung oleh otoritas media.

3. Public Relations Bekerja Lewat Berita

Demi mempertajam keterampilan Media Relations dan bagaimana sepak terjangnya, satu hal yang harus dipahami adalah Public Relations bekerja lewat berita. Oleh karena itu penting dipahami tentang bagaimana cara membuat berita. Ada dua cara dalam membuat cerita yaitu : 1. Membuat cerita menarik dan informatif, 2. Mengikut cerita.

Oleh karena itu untuk membawa klien ke halaman pertama media besar, seorang praktisi PR harus mengerahkan segala kreatifitasnya untuk membangun cerita yang menarik bagi media dan dapat menjadi berita hangat. Tujuan utamanya sudah pasti menyebarkan pesan melalui sumber yang terpercaya, dan itu hanya bisa dicapai ketika cerita tersebut menjadi berita hangat.

4. PR Jadi Kunci Hubungan Baik dengan Organisasi dan Pemerintah

Selain ke media, PR juga menawarkan layanan public affairs yang tujuan utamanya adalah memuluskan agenda brand atau perusahaan kepada organisasi dan pemerintah. Sama halnya seperti media relations, public affairs mengandalkan kuatnya relasi dan juga cara mengemas cerita sehingga menarik bagi organisasi dan pemerintahan. Salah satu contohnya adalah ketika Imogen PR menangani Akzonobel mewakili brand Dulux menggandeng pemerintahan kota Jakarta yang saat ini diembah oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Saat itu Dulux menggandeng pemda DKI Jakarta untuk mengecat museum Kota Tua dalam rangka program CSR dari perusahaan tersebut.

Media Relations kemudian berperan mengundang jurnalis media untuk meliput kegiatan yang bernilai berita tinggi ini. Hasilnya memuaskan, selain mendapatkan pemberitaan yang positif dari banyak media besar namun juga terjalin relasi dan kepercayaan antara Dulux dan pemerintah daerah DKI Jakarta.

5. Media Relations Dapat Bekerja Sebagai Audit

Media Relations juga bisa menjadi audit komunikasi dan riset audiens. Ketika memasuki sebuah perusahaan atau brand, praktisi PR akan melakukan audit terhadap cara berkomunikasi dan kanal apa saja yang digunakan untuk mengukur keefektifan dari komunikasi yang sudah dilakukan.

Selain itu, praktisi PR pun akan melakukan riset audiens untuk mengumpulkan data tentang persepsi audiens terhadap brand dan juga apa ekspektasi mereka sehingga dapat disesuaikan dengan cara berkomunikasi dan strategi yang digunakan. Ini merupakan instrumen penting dalam menjaga bisnis agar tetap sehat dan berkembang. Salah satu cara mendapatkan insight publik adalah lewat wawancara mendalam atau forum discussion group (FGD) dengan rekan-rekan jurnalis yang memahami tentang isu industri dan tren masyarakat.

Close Menu

Imogen Public Relations

About Imogen PR

www.imogenpr.com

E: hello@imogenpr.co
hello@imgnpr.id

//
Head Imogen PR akan menjawab pertanyaanmu.
👋 Hi, Apa yang bisa kami bantu?